Stasiun Madiun, Mei 2006.
-----------
Stasiun Madiun (MN) adalah stasiun kereta api yang terletak
di Madiun Lor, Manguharjo, Madiun. Stasiun berketinggian +63 m ini adalah pusat
Daerah Operasi VII Madiun. Sebelum masuk Stasiun Madiun, dari arah barat,
setelah perlintasan sebidang di Jl. Yos Sudarso, terdapat percabangan rel yang
menuju depo milik Pertamina. Di sebelah barat stasiun ini terdapat
sebuah Dipo
Lokomotif milik PT INKA yang tersedia Lokomotif dinasan CC203, CC204. Di arah
selatan terdapat percabangan jalur kereta api yang akan berakhir di Slahung,
Ponorogo, namun sejak tahun 1992 relnya dinonaktifkan. Sejak tahun 2007, sistem
persinyalan di stasiun ini telah berubah menggunakan sistem persinyalan
elektrik bertipe MIS (Modular Interlocking System) yang sebelumnya digunakan di
Stasiun Cikampek dan tiang-sinyal lampu/cahaya yang digunakan bertipe lampu LED
(Light Emitting Diodes) buatan PT. LEN Industri Indonesia.
Sejarah
Pada tahun 1832, Kota Madiun dikuasai oleh pemerintah
Hindia-Belanda dan menjadi wilayah berstatus karesidenan dan menjadi tempat
tinggal orang-orang Belanda dan Eropa lainnya terutama yang berprofesi di
bidang perkebunan dan perindustrian karena adanya pengembangan berbagai
perkebunan dan pabrik di sekitar kota ini seperti perkebunan tebu dengan pabrik
gula, perkebunan teh, kopi, tembakau dan Lain-lain. Berkembangnya perkebunan
dan pabrik pengolahan hasil perkebunan membawa akibat pada kebutuhan sarana
pengangkutan, dalam hal ini kereta api menjadi pilihan yang paling efisien.
Maka dibangunlah sebuah stasiun pada bulan Januari 1897 oleh arsitek Belanda
Frans Johan Louwrens Ghijsels yang juga telah menjadi arsitek Stasiun Jakarta
Kota, dalam hal ini juga dibangun sebuah Balai Yasa Lokomotif Uap yang terletak
di sebelah utara stasiun Madiun. Pada bulan Oktober 1898 stasiun ini mulai di
operasikan oleh pemerintah Hindia-Belanda dan juga dibangun jalur ke selatan
sampai Stasiun Slahung yang kini tidak aktif dan jalur barat/timur yang menuju
ke Solo Balapan/Kertosono. Jaringan rel kereta api di kota Madiun diperkirakan dibangun oleh
pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1885. Pada zaman dahulu Madiun adalah
tempat yang padat jalur kereta api, khususnya jalur kereta api tebu yang
beberapa diantaranya terintegrasi dengan jalur kereta api Madiun-Slahung dan
Madiun-Solo Balapan, sehingga stasiun ini sangat padat. Sampai saat ini Stasiun
Madiun terletak di Madiun Lor, Manguharjo, Madiun dan menjadi pusat Daerah
Operasi (DAOP) 7 dan merupakan stasiun besar yang melayani perjalanan kereta
api ke baik jalur Utara maupun jalur Selatan ke berbagai kota tujuan seperti
Surabaya, Malang, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dengan kereta kelas ekonomi,
bisnis maupun eksekutif. Stasiun Madiun berupa stasiun satu sisi dengan
bangunan utama yang terletak sejajar dengan rel dan emplasemen. Sebagian besar
bangunan stasiun, baik bangunan utama maupun emplasemen telah mengalami
renovasi sehingga penampilan keseluruhan stasiun ini bersuasana cukup modern.
Pada saat itulah tahun 1979, hampir semua lokomotif uap tak beroperasi setelah
adanya lokomotif diesel hidrolik maka Balai Yasa Lokomotif Uap ini dialih
fungsikan pada tahun 1981 dengan menggantikan Balai Yasa Lokomotif Uap.
Sekarang perusahaan ini menjadi perusahaan skala besar dan satu-satunya di Asia
Tenggara yang bergerak di bidang perkeretaapian sehingga produknya sudah
dikenal di mancanegara. Maka kota Madiun
merupakan kota
yang sarat sejarah perkeretaapian, baik pada masa lalu dan yang akan menorehkan
sejarah kereta api pada masa depan.
Sumber, id.wikipedia